Audiensi Dengan Komnas Perempuan : Implementasi Kampus Ramah Perempuan dan Disabilitas

Dalam rangka menjadikan Kampus yang ramah perempuan dan disabilitas. UPB melakukan audiensi dengan Komnas Perempuan, di ruang sidang, Universitas Panca Bhakti Pontianak, Selasa 8 Desember 2020.

Audensi ini merupakan sinergi dan koordinasi, serta implementasi Kampus yang ramah Perempuan dan Disabilitas.

Rekor UPB Pontianak, Dr. Purwanto menyampaikan dengan adanya kegiatan ini bisa memberikan edukasi dan memberikan manfaat kepada para kaum perempuan dan penyandang disabilitas.

Yang mana menurutnya, mereka memang sudah sepantasnya mendapatkan perhatian lebih dari kita semua. Untuk itu, komitmennya untuk menjadikan UPB sebagai Kampus yang ramah Perempuan dan Disabilitas.

UPB Jalin Kerja Sama dengan Pemkab Kayong Utara

Rektor Universitas Panca Bhakti Pontianak, Dr. Purwanto telah menerima kunjungan Bupati Kayong Utara, Citra Duani ke Universitas Panca Bhakti dalam rangka Kerja Sama antara Pemerintah Kayong Utara dengan Universitas Panca Bhakti Pontianak, Sabtu 5 Desember 2020.

Kehadiran Bupati Kayong Utara pun disambut baik oleh pihak UPB.

Rektor Universitas Panca Bhakti Pontianak, Dr. Purwanto menyampaikan bahwa pihaknya mengapresiasi Pemerintah Kayong Utara, karena sudah mau menggandeng UPB dalam menjalankan program kepemerintahannya.

“Tentu kami mengapresiasi Pemerintah Kayong Utara telah menggandeng UPB untuk melaksanakan programnya.

Sesuai dengan Tridharma Universitas dan tentu ada beberapa program kita yang terkait dengan penelitian, pengabdian masyarakat dan Pendidikan,” ujar Purwanto usai menandatangani nota kesepahaman MoU dengan Bupati Kayong Utara di aula Rektorat Universitas Panca Bhakti Pontianak.

Dengan adanya kerja sama ini pun, Purwanto mengatakan pihaknya akan menyusun program untuk disinergikan dengan pemerintah Kayong Utara ke depan.

Yang tentu dikatakannya akan melibatkan tim kajian dan riset dari empat fakultas diantaranya Fakultas Hukum, Teknik, Pertanian dan Ekonomi untuk mengimplementasikan penyusunan kebijakan yang berbasis empat sektor tersebut.

“Maka kami siap, SDM, dosen kita pun mumpuni. Maka pengabdian masyarakat dalam bentuk mendisiminasikan bahkan ada Program yang nanti dilakukan pada KKN mahasiswa,” jelasnya.

Mengelola Sampah Rumah Tangga Menjadi Sampah Organik

Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan  berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1) sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya.

Upaya pemilahan dan meminimalisir volume sampah dari mulai sampah ditimbulkan di lokasi timbulan sampah, khususnya di  rumah tangga, akan mempermudah dan meningkatkan efisiensi pada totalitas sistem persampahan. Kelurahan Pasiran belum melakukan pemanfaatan sampah rumah tangga secara maksimal, sehingga sampah masih dianggap sebagai limbah saja.

Untuk ini, diperlukan suatu pemecahan masalah, dimana salah satunya dengan mengolah sampah organik menjadi pupuk. Prioritas dalam kegiatan pengabdian yang dilaksanakan berfokus pada cara bagaimana memanfaatkan mengolah sampah basah rumah tangga.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah sebagai dorongan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan mengetahui tentang pentingnya inovasi berbahan baku sampah sehingga mampu memanfaatkan sampah rumah tangga. 

Bahan untuk pembuatan pupuk organik sangat mudah diperoleh karena tersedia disekitar kita, dan cara pembuatannya pun sangat mudah semua orang bisa membuat baik dalam skala besar maupun untuk keperluan pekarangan rumah sendiri.

Akan tetapi masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan tentang pembuatan pupuk organik berbahan sumber daya lokal, membuat masyarakat enggan untuk membuatnya, maka dari itu perlu adanya pelatihan pembuatan pupuk organik.

Adapun sampah rumah tangga yang bisa dijadikan bahan baku pembuatan pupuk organik dalam hal ini kompos adalah sampah basah rumah tangga yang terdiri dari sisa sayuran, sisa buah-buahan, sisa nasi dimana semua ini biasanya dibuang begitu saja.

Kegiatan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu diawali dengan penjelasan jenis sampah rumah tangga, proses pemilahan sampah, dan proses pengolahan sampah basah.

Hasil kegiatan ini adalah adanya peningkatan pengetahuan peserta mengenai jenis sampah, pentingnya untuk melakukan pemilahan sampah basah dan sampah kering dan pengolahan sampah basah rumah tangga dan adanya motivasi peserta untuk mengolah sampah basah rumah tangga menjadi pupuk organik.

Dari kegiatan ini masyarakat tidak perlu lagi beli pupuk tapi bisa membuat pupuk sendiri dari sampah rumah tangga yang ada. Kesadaran dan motivasi ini perlu ditimbulkan dan ditingkatkan demi menjaga lingkungan bersih dan mendukung program zero waste dari pemerintah.

Dr. Lien Herlina berikan Materi Pada Webinar Penyamaan Persepsi Dosen Terhadap Belajar Pada Kampus Merdeka

Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak menggelar Webinar Kampus Merdeka dengan tema “Penyamaan Persepsi Dosen Terhadap Belajar pada Kampus Merdeka“, Kamis 3 Desember 2020.

Pada webinar ini menghadirkan Direktur Pengembangan Program dan Teknologi Pendidikan IPB University, Ir. Lien Herlina, M.Sc sebagai pemateri.

Direktur Pengembangan Program dan Teknologi Pendidikan, IPB University, Ir. Lien Herlina menyampaikan bahwa di era digitalisasi revolusi industri 4.0 ini terdapat tiga gelombang fenomena (disrupsi).

Herlina menyebutkan dari tiga disrupsi tersebut, diantaranya.

Pertama disrupsi milenial, pada disrupsi ini ditekankan bagaimana untuk mengubah pola pikir generasi muda agar mampu berpikir yang lebih terarah dan rasional hingga profesional. Kemudian yang kedua disrupsi Teknologi,  Herlina mengatakan bahwa saat ini saluran pembelajaran (Learning Channel) terbuka lebar.

Sehingga menurutnya proses pembelajaran tidak menjadi monopoli institusi pendidikan, dosen atau guru tidak hanya yang ada di kelas saja, tetapi termasuk “dosen/guru” yang diperankan oleh Al atau AR/VR. Artinya bahwa belajar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, melalui perangkat atau platform yang ada.

“Termasuk dosen atau guru” yang diperankan oleh Al atau AR/VR. Learning is anytime, anywhere, any platform.device,” jelasnya dalam paparan materi saat menjadi Narasumber.

Ketiga adalah Disrupsi Kompetensi, pada fenomena ini berhubungan erat dengan keterampilan seseorang. Ia menilai bahwa keterampilan seseorang di era digitalisasi ini bisa dikalahkan oleh kecanggihan teknologi yang ada. Dengan itu disampaikannya, dalam mengimbangi ini harus mampu berpikir agar teknologi bisa kita manfaatkan sebagai mungkin.

“Skills Set abad 21 mendisrupsi kompetensi lama, machine learning banyak menggantikan berbagai pekerjaan juga profesi yang bersifat repetitive, pengulangan, mekanistis,” lanjutnya.

Untuk mengimbangi dari tiga fenomena tersebut, Herlina juga memberikan beberapa saran kepada kita semua, di antaranya agar kita meningkatkan tujuh keterampilan untuk bertahan hidup untuk Abad 2.

Tujuh keterampilan itu, di antaranya berpikir kritis dan pemecahan masalah, kolaborasi, kelincahan dan adaptasi, inisiatif dan kewirausahaan, menilai dan menganalisis informasi, komunikasi, keingintahuan, serta imajinasi.

“Plus Soft Skills, Seven Survival Skills for 21st Century – critical thinking dan problem solving, collaboration, agility & adaptability, initiative & enterprneurship, assessing & analysing information, communication, curiousity, dan imagination,” Pungkas Herlina.

 

Pusat Karir Gelar Webinar Pelatihan Kepemimpinan

Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak telah menggelar pelatihan kepemimpinan secara virtual, pada 28 November 2020 kemarin.

Pelatihan tersebut dibuka langsung oleh Rektor UPB Pontianak, Dr. Purwanto dan dihadiri oleh Jamaludin, ST sebagai narasumber Founder Imater juga dari Ikatan Mahasiswa dan Alumni Kecamatan Terentang, serta dipandu oleh Moderator handal Agung Dwi Prabowo yang juga sebagai dosen Fakultas Hukum UBP Pontianak.

Pada pelatihan itu, juga melibatkan peserta dari Mahasiswa penerima KIP Kuliah 2020 dan Bidikmisi, serta Mahasiswa angkatan 2020 UPB Pontianak. Selain mendapatkan ilmu dan pengalaman, peserta juga mendapatkan E-Sertifikat dan doorprize menarik.

Rektor UPB, Dr. Purwanto, SH, M.Hum menyampaikan terkait tujuan digelarnya pelatihan tersebut.

Ia menilai bahwa pelatihan kepemimpinan memang sangat dibutuhkan bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan pemimpin yang berkarakter secara efektif dan mampu mengimplementasikan di dalam kegiatan berorganisasi.

“Maka kita komitmen untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa agar menjadi pemimpin yang memang memiliki karakter dan berkualitas, serta ilmunya bermanfaat,” ujarnya. 

“Dan tentu hal itu untuk kemajuan universitas maupun daerah dan bangsa,” tambah Purwanto.

WhatsApp chat