WISUDA XXXVII UNIVERSITAS PANCA BHAKTI TAHUN 2025

Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak kembali menorehkan sejarah dengan menggelar Wisuda ke-37 Sarjana dan Pascasarjana Tahun 2025. Sebanyak 771 lulusan resmi dikukuhkan, terdiri dari 40 lulusan Pascasarjana Hukum, 109 lulusan Sarjana Teknik, 88 lulusan Sarjana Pertanian, serta 274 lulusan Sarjana Ekonomi. Tahun ini menjadi momen istimewa karena UPB untuk pertama kalinya meluluskan Pasca Sarjana Hukum. Acara berlangsung khidmat dan meriah dengan dihadiri jajaran Forkopimda Kalbar, civitas akademika, tamu undangan, serta keluarga para wisudawan. Momen wisuda semakin spesial dengan kehadiran Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) RI, Prof. Stella Christy, yang hadir langsung dan memberikan orasi ilmiah. Dalam sambutannya, Prof. Stella menyoroti perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) yang membawa tantangan serius bagi dunia global. Ia menyebutkan AI berpotensi meningkatkan pengangguran, melemahkan keamanan siber, hingga memperlebar kesenjangan sosial.

Namun, di sisi lain, AI juga bisa menjadi solusi dari berbagai masalah tersebut. Usai menghadiri acara wisudawan Universitas Pancabbhakti, wamen Dikti, profesor Stela, saat diwawancara wartawan tvOne , “Menjawab tantangan AI bukan hanya tanggung jawab civitas akademika, tapi seluruh elemen masyarakat. Universitas punya peran penting dalam riset agar teknologi tetap membantu manusia, bukan mengendalikan manusia,” tegas Prof. Stella.Rektor UPB, Dr. Purwanto, S.H., M.Hum., FCBArb., FIIArb., menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Wamen Diktisaintek. Ia menegaskan komitmen UPB untuk terus melahirkan lulusan berkualitas, berdaya saing, dan siap membangun daerah maupun bangsa. “Insya Allah, lulusan UPB akan mampu bersaing dan memberi kontribusi nyata untuk masyarakat, khususnya di Kalimantan Barat,” ujarnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, dr. H. Harisson, M.Kes., dalam sambutannya juga menekankan pentingnya kesiapan lulusan dalam menghadapi perubahan global, terutama dampak AI terhadap lapangan kerja. “Apakah AI akan menjadi ancaman dengan menghapus banyak lapangan kerja? Tantangan ini harus dijawab dengan peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan-pelatihan yang tidak bisa digantikan teknologi,” ungkapnya. Wisuda ke-37 UPB ditutup dengan suasana hangat dan penuh keakraban lewat penampilan tarian budaya dan hiburan mahasiswa.

Momen semakin berkesan ketika lagu Tabola Bale dinyanyikan, membuat Rektor hingga para guru besar larut berjoget bersama wisudawan

Sumber Lain : https://www.tvonenews.com/daerah/regional/370075-wakil-menteri-diktisaintek-ri-prof-stella-christy-memberikan-orasi-ilmiah-di-pontianak?page=all

International Symposium & Intercultural Exchange Universiti Teknologi Mara dan Universitas Panca Bhakti

Kegiatan UiTM dan UPB berlangsung sejak tanggal 16-21 November 2024 di Pontianak Kalimantan Barat. Pada pembukaan Univesity Intercultural Exchange Program di Gedung convention center UPB. Hadir diantaranya Rektor UPB Bapak Purwanto beserta jajaran, Ibu Wan Juliana Emeih Wahed mewakili pimpinan UiTM, Bapak Azizul Zekri bin Abd Rahim selaku Konsulat Malaysia serta perwakilan Disporapar Kalimantan Barat dan sejumlah tamu undangan lainnya. Kegiatan pertukaran budaya mulai tarian dari UPB dan UiTM, persembahan musik tradisional Kalimantan barat serta pameran budaya dan demonstrasi masak. Menurut Rektor UPB Bapak Dr. Purwanto, SH. M.Hum. dan Kepala Lembaga Urusan Internasional dan Kerjasama Ibu Dr. Donna Youlla, SP., MEM mereka selaku tuan rumah sangat menyambut baik kehadiran UiTM ke Kampus yang dipimpinnya. Kegiatan ini dapat berlangsung lancar dan meriah melalui kerjasama serta komunikasi kedua pihak melalui Bapak Ali Afif, SE., M.Ak selaku Ketua Panitia Univesity Intercultural Exchange Program dari UPB dan Ibu Nur Farhani binti Samasu selaku Ketua Univesity Intercultural Exchange Program dari UiTM. Bersamaan juga dilakukan kegiatan Mini International Symposium on Education Exchange 2024 memaparkan terkait Digital Community di Era kekinian Bersama akademisi dari Sarawak Malaysia.

Pelatihan SCOPUS berbasis AI bersama CfDS dan UPB Pontianak untuk penelitian berkualitas

Pontianak, 5 November 2024 – Kemajuan kecerdasan buatan (AI) telah memfasilitasi pekerjaan berbagai sektor, termasuk akademisi, terutama pada masa transformasi digital di Indonesia. Meskipun AI dapat menjadi alat yang ampuh untuk mendukung pekerjaan manusia, AI juga membawa risiko baru. Menanggapi hal tersebut, Center for Digital Society (CfDS) bekerjasama dengan Universitas Panca Bhakti Pontianak telah memberikan pelatihan “SCOPUS Success with Responsible AI” dalam program DIRECT (Digital Research Education, Collaboration and Training). bersama Benjamin Immanuel Silalahi, S.I.P. , MA (Peneliti CfDS) dan Tauthid Komala Yudah, S.Sos. , MDP, PhD. (Pemegang rekor MURI: orang “ orang dosen termuda yang pernah melakukan penelitian ilmiah di jurnal internasional bereputasi terindeks Scopus” dan orang dosen departemen PSdK UGM) Pelatihan ini diperuntukkan bagi para dosen, tenaga kependidikan. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dan meningkatkan jumlah mahasiswa yang bertanggung jawab secara praktis atas metode penelitian digital modern.

Kemajuan teknologi AI di dunia akademis menyebabkan semakin banyak peneliti yang ingin mempublikasikan makalah ilmiahnya di jurnal internasional. Pada sesi kedua, Tauchid Komala Yuda menjelaskan bahwa banyak peneliti yang kehilangan kepercayaan ketika mengetahui biaya publikasi bisa mencapai puluhan kali lipat dari gaji pokoknya. Selain biaya, tantangan besar lainnya adalah proses penerbitan yang panjang dan seringkali sulit. Dalam publikasi ilmiah, peneliti harus fokus pada struktur teks, seperti pendahuluan , yang harus memberikan gambaran umum tentang literatur yang relevan dan menyatakan dengan jelas masalah dan tujuan penelitian.

Peneliti kemudian harus mendeskripsikan tantangan yang mereka hadapi, termasuk metode yang digunakan, akses terhadap data, serta dampaknya terhadap kualitas dan kuantitas data yang diperoleh. Penting juga untuk menjelaskan secara lengkap bagaimana mengatasi hambatan penelitian. Analisis data juga memegang peranan penting dan metode analisis yang digunakan harus dijelaskan secara rinci. “Pemahaman tersebut dapat dicapai melalui proses panjang yang dilakukan oleh para peneliti yang berani memaparkan temuannya, sehingga pada akhirnya menciptakan lingkungan akademik yang lebih inklusif,” pungkas Yuda seraya menegaskan bahwa sesi diskusi telah usai.

Kerja sama antara CfDS dan Universitas Panca Bhakti ini menegaskan komitmen kedua institusi tersebut dalam mendorong kemajuan akademik di Indonesia. Bertajuk “Sukses SCOPUS dengan AI yang Bertanggungjawab” pelatihan ini akan memberikan peserta pemahaman yang lebih mendalam tentang peluang dan tantangan teknologi AI dalam penelitian dan diharapkan akan siap untuk dipublikasikan di jurnal internasional terkemuka. Inisiatif ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi akademisi Indonesia untuk meningkatkan kualitas penelitiannya yang berdaya saing global, beretika dan terkait dengan perkembangan teknologi terkini.

WhatsApp chat