Dr. Lien Herlina berikan Materi Pada Webinar Penyamaan Persepsi Dosen Terhadap Belajar Pada Kampus Merdeka
Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak menggelar Webinar Kampus Merdeka dengan tema “Penyamaan Persepsi Dosen Terhadap Belajar pada Kampus Merdeka“, Kamis 3 Desember 2020.
Pada webinar ini menghadirkan Direktur Pengembangan Program dan Teknologi Pendidikan IPB University, Ir. Lien Herlina, M.Sc sebagai pemateri.
Direktur Pengembangan Program dan Teknologi Pendidikan, IPB University, Ir. Lien Herlina menyampaikan bahwa di era digitalisasi revolusi industri 4.0 ini terdapat tiga gelombang fenomena (disrupsi).
Herlina menyebutkan dari tiga disrupsi tersebut, diantaranya.
Pertama disrupsi milenial, pada disrupsi ini ditekankan bagaimana untuk mengubah pola pikir generasi muda agar mampu berpikir yang lebih terarah dan rasional hingga profesional. Kemudian yang kedua disrupsi Teknologi, Herlina mengatakan bahwa saat ini saluran pembelajaran (Learning Channel) terbuka lebar.
Sehingga menurutnya proses pembelajaran tidak menjadi monopoli institusi pendidikan, dosen atau guru tidak hanya yang ada di kelas saja, tetapi termasuk “dosen/guru” yang diperankan oleh Al atau AR/VR. Artinya bahwa belajar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, melalui perangkat atau platform yang ada.
“Termasuk dosen atau guru” yang diperankan oleh Al atau AR/VR. Learning is anytime, anywhere, any platform.device,” jelasnya dalam paparan materi saat menjadi Narasumber.
Ketiga adalah Disrupsi Kompetensi, pada fenomena ini berhubungan erat dengan keterampilan seseorang. Ia menilai bahwa keterampilan seseorang di era digitalisasi ini bisa dikalahkan oleh kecanggihan teknologi yang ada. Dengan itu disampaikannya, dalam mengimbangi ini harus mampu berpikir agar teknologi bisa kita manfaatkan sebagai mungkin.
“Skills Set abad 21 mendisrupsi kompetensi lama, machine learning banyak menggantikan berbagai pekerjaan juga profesi yang bersifat repetitive, pengulangan, mekanistis,” lanjutnya.
Untuk mengimbangi dari tiga fenomena tersebut, Herlina juga memberikan beberapa saran kepada kita semua, di antaranya agar kita meningkatkan tujuh keterampilan untuk bertahan hidup untuk Abad 2.
Tujuh keterampilan itu, di antaranya berpikir kritis dan pemecahan masalah, kolaborasi, kelincahan dan adaptasi, inisiatif dan kewirausahaan, menilai dan menganalisis informasi, komunikasi, keingintahuan, serta imajinasi.
“Plus Soft Skills, Seven Survival Skills for 21st Century – critical thinking dan problem solving, collaboration, agility & adaptability, initiative & enterprneurship, assessing & analysing information, communication, curiousity, dan imagination,” Pungkas Herlina.